Setelah minggu lalu, materitk menghadirkan tulisan singkat tentang perkenalan dengan Montessori.
Pada Broadcast kali ini, kita akan melanjutkan pembahasan Montessori. Yaitu prinsip – prinsip yang digunakan dalam pembelajaran Montessori.
Apa saja itu?
Langsung kita mulai broadcast minggu ini
Prinsip – Prinsip
Pembelajaran Montessori
Sumber: Kami mengambil 4 sumber dari internet. Dan kami rangkum dalam tabel di bawah:
Sumber 1 | Sumber 2 | Sumber | Sumber 3 | |
1 | Pergerakan dan kognitif | Pergerakan | Periode sensitif | Periode sensitif |
2 | Pilihan | Pilihan bebas | Pikiran yang mudah menyerap | Pikiran yang mudah menyerap |
3 | Minat | Minat | respek terhadap anak | Respek terhadap anak |
4 | Pembelajaran dalam konteks | Konteks | Lingkungan yang telah disiapkan | Lingkungan yang telah dipersiapkan |
5 | Belajar dari dan dengan teman | Belajar dari teman | autoeducation | Siklus belajar tiga jam |
6 | Interaksi dengan orang dewasa | Bimbingan guru | Peran dalam pengajaran | |
7 | Keteraturan dalam lingkungan dan pikiran | Keteraturan | Montessori Materials | |
8 | Menghindari Rewards eksternal | Normalisasi | ||
9 | Lima area kurikulum |
Dari 4 sumber tersebut, kita temukan ada dua macam prinsip Montessori yang beredar di internet.
Untuk mendapatkan semua kebaikan, kita akan bedah bersama kedua macam prinsip tersebut. Total akan kita bahas 16 prinsip Montessori. Yang akan dibagi dalam 2 broadcast.
Prinsip tidak dibahas mendetail, lebih kepada informasi dan gambar besar prinsip tersebut.
Untuk mendapatkan detail mendalam per konsep Bunda bisa melakukan browsing mandiri dan refleksi terhadap temuan tersebut.
Saat ini materitk belum menyediakan pembahasan materi secara mendalam. Mungkin nanti jika permintaan pembahasan materi (seperti Montessori / Reggio Emmilia) cukup banyak, kami akan sediakan khusus.
Meski begitu, materitk tetap akan menyediakan link ke sumber asli dari tulisan Montessori untuk Bunda yang ingin mempelajari langsung. Link akan disediakan di akhir broadcast.
Langsung saja kita bahas prinsip tersebut
1.Respek terhadap anak
Kebutuhan dan minat perkembangan yang unik dari setiap anak perlu kita hormati.
Kita tidak membandingkan anak berdasarkan prestasi. Tapi masing masing mereka berharga karena tidak ada anak yang sama.
Pendidikan Montessori mencakup berbagai gaya dan jalur untuk belajar, dan memahami bahwa setiap anak memiliki perjalanan pembelajaran yang berbeda.
2. Periode Sensitif
Anak-anak dinilai telah melewati tahapan spesifik dalam perkembangan mereka, ketika mereka telah mampu mempelajari keterampilan khusus.
Dalam pendidikan Montessori, ini disebut periode sensitif .
Dari gambar bisa kita lihat tugas perkembangan usia 0-6 tahun anak diharapkan mampu mandiri secara fisik dan biologis.
Mereka juga diharapkan mampu mengeksplorasi lingkungan mereka menggunakan indra mereka.
3. Pikiran yang Mudah Menyerap (Absorbent Mind)
Enam tahun pertama kehidupan seorang anak adalah waktu yang sangat penting dalam perkembangannya. Hal ini sejalan dengan pembangunan konsep tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka.
Lingkungan pembelajaran Montessori mendukung anak-anak dalam tugas ini, dengan memberi mereka pengalaman belajar yang meningkatkan rasa memiliki, kepercayaan diri, kemandirian, dan hak untuk memilih.
4. Peran Pengajar
Sumber gambar: https://www.emaze.com/@AOWOFFCO/Maria-Montessori
“Bukti kesuksesan terbesar untuk seorang guru…adalah saat ia mampu berkata, murid – murid sekarang sedang bekerja (fokus) sampai mereka tidak terlihat menyadari kehadiran saya.”
Anak-anak adalah pusat dalam pembelajaran kelas Montessori. Peran guru adalah untuk mengamati dan membimbing, memperhatikan perubahan minat, kebutuhan perkembangan, dan emosi anak-anak. Guru juga merencanakan pelajaran harian untuk setiap anak.
5. Material Montessori
Sumber gambar: https://www.mcminnvillemontessori.com/montessori-materials
Material Montessori adalah alat belajar berbasis sensorik yang dirancang untuk mengisolasi satu keterampilan atau konsep.
Materi mendorong pembelajaran langsung, pemecahan masalah independen, dan pemikiran analitis.
Hal yang unik, adalah bahwa setiap bahan Montessori dirancang dengan kontrol visual kesalahan (kesalahan yang terjadi bisa dilihat dengan jelas).
6. Lingkungan yang Telah Disiapkan
Sumber gambar:
Kelas Montessori adalah lingkungan yang telah disiapkan yang dirancang untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Karakteristiknya meliputi: rak terbuka rendah, tampilan kiri ke kanan dari bahan Montessori dalam urutan perkembangan, area kurikulum yang ditentukan, berukuran (kecil) anak, kebebasan bergerak, dan kebebasan memilih.
7. Siklus Kerja Tiga Jam
Sumber gambar:The Advanced Montessori Method Volume 1. By Maria Montessori
Dalam pembelajaran Montessori anak berpartisipasi dalam siklus kerja tiga jam setiap hari.
Periode pembelajaran individual ini memberi anak-anak kesempatan untuk memilih pekerjaan mereka dan berkembang sesuai kecepatan mereka sendiri.
Dari gambar Bunda bisa melihat bagaimana struktur waktu yang digunakan dalam 3 jam tersebut.
Mulai dari aktivitas bersama, kegiatan yang mudah (sudah dikuasai anak), hingga puncaknya pada kegiatan baru yang memerlukan perhatian lebih dari anak.
8. Lima Area Kurikulum
Sumber gambar: http://danmont.com/the-5-areas-of-a-montessori-classroom/
Kurikulum Montessori dibagi menjadi lima bidang utama pembelajaran: Kehidupan Praktis, Sensorial, Matematika, Bahasa dan Budaya.
Setiap area kurikulum juga memiliki ruang khusus dalam lingkungan yang disiapkan.
9. Normalisasi
Sumber:https://montessoridays.wordpress.com/2015/01/13/a-day-in-the-life-of-a-normalised-child/
Normalisasi menggambarkan proses di mana anak-anak fokus dan berkonsentrasi pada tugas untuk periode waktu yang berkelanjutan.
Periode perkembangan ini ditandai oleh: kesukaan terhadap aktivitas, konsentrasi, disiplin diri, kemampuan bersosialisasi.
10. KEBEBASAN UNTUK MEMILIH
Sumber: https://montessoriacademy.com.au/montessori-freedom-within-limits/
Pembelajaran dan kesejahteraan anak akan meningkat ketika anak-anak memiliki rasa kontrol atas hidup mereka.
Meskipun program-program Montessori memberikan batasan yang pasti pada kebebasan ini, namun anak-anak masih memiliki kebebasan untuk membuat lebih banyak keputusan daripada anak-anak yang belajar di ruang kelas tradisional, contoh keputusannya antara lain: apa yang harus dikerjakan, berapa lama untuk mengerjakannya, dengan siapa untuk mengerjakannya, dan seterusnya.
Di kelas tradisional, keputusan tersebut sudah ditentukan dalam RPP, tapi di kelas Montessori, anak – anak bebas membuat keputusan yang mereka inginkan. (Meski begitu, masih ada batasannya, jadi tidak sebebas sesuka hati).
Bersambung….
Referensi:
https://mss.edu.au/about-montessori-2/dr-maria-montessori/
https://www.mother.ly/child/what-is-montessori-10-basic-principles-you-need-to-know
https://www.education.com/download-pdf/reference/26190/
Link Buku
https://www.gutenberg.org/ebooks/search/?query=montessori
Untuk tutorial mengakses buku di link di atas, Bunda bisa melihat video di bawah
Terima kasih dan salam hangat dari Denpasar.
Mister Nuel
Bunda ingin menyimpan artikel diatas dalam bentuk pdf?
Klik link dibawah